Senin, 18 Januari 2010

Cerpen : If I Ain't Got You

I’m totally screwed up, damn! Oke..Hari ini adalah hari Senin tanggal 11 Januari 2010..

Namaku Ali dan dua hari terakhir ini aku merasakan hidupku campur aduk antara gula, garam dan asam, absolutely different taste and I can’t imagine how could be those 3 things mixed-up in just one cup of water... of course  you know that cup.. that’s my heart.

Namanya Anggi dan oke tak perlu basa-basi. Aku suka sekali sama wanita cantik ini tapi di sudut pandangnya? I don’t know, it’s just complicated! Tiga tahun aku mengenalnya sewaktu SMA hingga akhirnya kita berpisah pas kuliah dengan universitas berbeda. Aku di Surabaya dan Anggi di Yogyakarta. Tapi jarak bukanlah masalah. Kita berdua masih saling berhubungan lewat chat, email, facebook, multiply, tweeter dan lain-lain sepanjang kita mempunyai akun yang sama.

It didn’t hard to see if I fell in love with this girl, actually I never said that kind of word “Love” to her until now. Aku tak pernah menggunakan kata-kata mesra sepeti sayang, cinta, kangen atau apalah untuk mengungkapkan apa yang kurasa terhadapnya dalam obrolan kami, Anggi mungkin tahu mengartikan tingkahku tapi aku tak tahu bagaimana dia terhadapku, menggantung selama ini.

Tiga hari yang lalu yaitu Jum’at, Anggi menuliskan kata terahirnya di Gtalk mendekati jam pulang kerja.

Besok aku mau main ke Surabaya, kita jalan-jalan yuk! Siang jemput aku di stasiun Gubeng ya

Wow, aku senang bukan kepalang, I miss her for years. Aku mengiyakan dan tak sabar untuk bertemu dengannya besok.

Anggi naik kereta api Sancaka Pagi dari Jogja dan jadwal kereta sampai di Surabaya sekitar pukul 12.30. Aku bingung sekali pagi itu, musti gimana nanti? ngobrol apa? pakai baju apa? Oh I’m just nervous for her being aroaund here! Aku datang sejam lebih awal waktu itu menunggu di lobi pintu kedatangan dengan jantung berdegup kencang tak karuan. Bolak-balik aku ke toilet sembari melemaskan roman mukaku yang kaku pucat pasi.

Waktu itu adalah kenaikan kelas dan aku memasuki kelas baru dengan teman serba baru. Aku hendak keluar kelas saat itu dengan terburu-buru tapi aku menabrak seorang gadis yang sedang memasuki pintu kelas. Buku yang dibawa gadis itu jatuh berhamburan, iya mirip sinetron di TV itu, tapi ini benar terjadi. Sejenak kami saling berpandangan dalam hitungan detik. Aku berdiri sementara dia memungut bukunya satu per satu. Tapi seketika itu pula aku langsung pergi meninggalkannya tanpa sepatah katapun.
Aku balik kembali ke kelas ketika bel jam dimulai pelajaran berbunyi Aku masih belum kenal satu orang pun di kelas itu hingga seseorang menghampiriku.

Hei cowok tanpa dosa yang menabrak seorang gadis terus menelantarkannya tanpa bilang maaf ...kenalkan aku Anggi” 
Ia mengulurkan tangannya sembari tersenyum ringan. Ya, Anggi adalah gadis kecil yang kutabrak tadi, dengan agak kaku aku menyalami uluran tangganya.

A..aku Ali, Mmm..Ma..maaf ya yang tadi aku tak sengaja

Hmmm..gak semudah itu Al buat memaafkan, sebagai balasannya kamu mulai sekarang jadi teman sebangku ku

Anggi kemudian duduk tepat di sampingku. Dan mulai sejak itulah aku begitu akrab dengannya. Aku suka sekali dengan sifatnya yang periang, berani dan simpel. Kita sering jalan bersama sepulang sekolah, bercanda bersama hingga teman-teman melihat kami seolah sepasang kekasih tapi sebetulnya? Aku tak tahu..

Oh crap! Setengah jam lagi dia sampai. Aku kembali tersadar dari lamunanku, memandangi cermin toilet dan tersenyum, I miss you Nggi. Aku mondar-mandir di depan lobi hingga akhirnya aku bersandaran ke pilar besar.

Menunggu seseorang Mas?

Seseorang yang tiba-tiba di dekatku bertanya, Oh God..itu Anggi, aku tak menyadari kedatanganya saat itu

Oh...Hei

Bodoh banget, cuma 2 kata itu yang terlontar di mulutku untuk mengekspresikan rindu yang tertahan bertahun-tahun lamanya. Gila, Anggi benar-benar jauh lebih cantik dengan penampilan yang dewasa, aku mengagumi perubahan padanya begitu lama.

Jadi Al? Kita mau berdiri saja disini?

Oh um..lewat sini

Sumpah, bodoh banget aku, salah tingkah, dan gak bisa berkata apa-apa. Aku hanya memimpin jalan di depan Anggi dan sesekali aku menoleh padanya tersenyum, dia pun membalasnya dengan senyuman yang paling manis, aku kembali berjalan ke depan, gila merinding aku. Dan hal bodoh yang bener-bener bodoh, aku gak menolongnya membawakan barang bawaan yang dia cangking di tangannya. For God shake, please someone slap me!
Al..aku lapar, makan bentar yuk

Aku berhenti dan menoleh ke Anggi ketika dia berhenti di depan Hokben. Aku ingat betul dia suka sekali makanan di tempat seperti ini sejak SMA dulu.

Oh oke, kita makan dulu

Aku berbelok dan Anggi mengikutiku di belakang. Anggi lebih dulu duduk dan aku memesankan makan kesukaannya, dan hal yang tak kulupa darinya adalah, Anggi tidak bisa makan memakai sumpit jadi aku minta sendok untuknya.

Kami makan dalam keheningan dimana aku hanya terus tersenyum padanya, Anggi yang memulai pembicaraan kala itu...

Kamu sekarang pendiam ya Al atau gara-gara grogi ketemu aku hehe

Oh..ah enggak kok, bisa aja kamu Nggi, Oh ya..sebenernya dalam rangka apa kamu ke sini?

Pingin ketemu kamu...

Haha..c’mon seriously, what was bring you here?

Oke..hmm sebenarnya aku ingin menemui teman lama Al, teman sebangku SMA

Haha oke-oke..jadi sekarang aku sudah di sini, maksudku dimana nantinya kamu menaruh barangmu itu?

Aku menginap di kosmu gak apa kan Al?”

Hampir saja aku tersendak makanan

Apa? Kos ku? Tapi Nggi...

Kosanmu kan gak gabung dengan Ibu kos dan katamu itu kosan campur kan, banyak pasutri juga katamu

Iya tapi Nggi..nanti kalau mereka tanya..”
Jawab saja aku calon istrimu. Ayolah Al, masak kamu tega aku menginap di hotel sendirian?

Tapi...”

“Ya sudah Al kalau gak bisa, aku lihat jadwal kereta balik ke Jogja buat hari ini saja kalau gitu..


Nggi..Nggi.. Oke-oke..argghh..semoga saja mereka gak pikiran macam-macam”

“Yes asiiiik..sama seperti Ali yang dulu yang baik sekali padaku”

Gilaaa..pikiranku buntu saat itu, dilain pihak aku bingung mengenai tanggapan orang-orang nanti tapi di sisi lain aku sangat senang sekali bisa bertemu seseorang yang aku rindui tiap malam bertahun-tahun.

Siang itu aku ke kosan menaruh barang Anggi dan melanjutkan jalan-jalan ke Galaxy Mall, Ciputra, GWalk dan terakhir nonton film di Tunjungan Plaza. Sumpah aku senang sekali bisa jalan bersama Anggi saat itu, tertawa bercanda tak pernah aku sebahagia ini selama bertahun-tahun terakhir.

Berhubung hari makin malam, kita pun pulang, untung saat itu Surabaya lumayan cerah gak hujan seperti biasanya. Agak kikuk aku saat membawa Anggi ke kamarku. Untung saat itu weekend jadi banyak penghuni kosanku yang pada pulang kampung.

Hmm..rapi juga kamu orangnya ya Al?”

Ah..beruntung saja kamu Nggi, Aku pas lagi rajin rapihin kamar nih, biasanya sampah di sana-sini hehe”

Beruntung atau kamu memang sengaja sudah merapikan karena tahu aku mau ke sini?

Haha..GR kamu Nggi..

Wah dia berhasil menebak pikiranku. Aku langsung menyalakan laptop kemudian memutar musik.

(Playing : Matt White – Love)
And love ..
Such a silly game we play
Like a summer’s day in May
What is love, what is love?
I just want it to be love

Tuh kan Al...kamu memang sudah menyiapkan buatku sepertinya.. ngakuuuu”

Anggi tersenyum padaku melihat wajahku yang mulai merah merona. Damn!!...aku gak tahu kenapa lagu Matt White – Love yang keputar pertama kali malam itu.

Sudah malam Nggi, kamu tidur di kasur saja, biar aku menggelar tikar di lantai

Al, biasa saja kali, kasurmu kan besar nih muat kok berdua, lagian entar masuk angin loh kalau tidur di atas ubin

Enggak ah Nggi, kamu kan cewek”

Ah Ali, emangnya kenapa kalau cewek? Kayak kamu gak kenal aku lama saja? Oke kalau kamu bersikeras tidur di lantai, aku juga tidur dilantai biar adil..”
Eh eh Nggi..jangan-jangan..Arghh..kamu tuh ya selalu bisa membuatku berkata ‘Iya’...tapi tar aku pisahin pakai guling ya”

Hahaha...Ali..Ali..emangnya aku nggigit apa?”

“Bukannya gitu Nggi tapi kamu kan..”

“Iya..iya aku ngerti kok Al, sudahlah ayo kita tidur... jangan lupa matikan lampunya ya?”

“Ha? Gak ah Nggi, masak lampu dimatikan? Gak gak..kamu tidur duluan saja nanti aku nyusul”

Ah Ali jahat..jahat..jahat.. aku kan gak bisa tidur kalau lampu gak mati...tega banget sih melihat aku besok terkantuk-kantuk, kalau besok dirampok atau dihipnotis orang di jalan gimana?”

Hrrggghh...Iya-iya..gemes tau gak aku lama-lama sama kamu Nggi.. Ya sudah aku matikan nih, tapi aku masih mau makai laptop bentar, kamu tidur duluan ya”

(Playing : Kate Walsh – Tonight)
You don't know about me
And you don't care what affair still haunts me
And you don't know what it is about me
And I don't care, I don't care if you love me
Tonight we'll be whoever we like
Tonight we'l leave our troubles behind
Tonight in each other we'll hide
Tonight will be alright

Asik..makasih ya Al...kamu selalu baik sama aku, selamat tidur...eh Al, ini lagu judulnya apa sih?”
“Oh ini? judulnya Tonight punyanya Kate Walsh”

“Hehe mirip cerita kita ya Al”

“Apa Nggi?”

“Selamat tidur Ali”


Malam itu aku begitu senang sekali, seseorang yang aku cintai begitu dekat denganku sekarang, sesekali aku melihatnya tidur dengan senyum manis di bibirnya, tak ada pemandangan seindah itu kualami bertahun-tahun terakhir ini.

Kulihat sudah menunjuk angka 01.00 dini hari, aku sengaja tak mematikan laptop dengan lagu yang masih berputar lirih, aku tahu malam itu aku tak kan bisa untuk sekedar memejamkan mataku dengan adanya Anggi di sampingku. Aku berbaring di sebelah Anggi dengan pembatas guling, sejenak aku menatap senyum manisnya dan rambut hitam lurusnya, ah waktu seolah cepat berlalu, tinggal beberapa jam lagi aku harus merindukan wanita cantik ini.

“Al..kamu belum tidur?” kata Anggi lirih..aku pun terkaget

“Loh Nggi..kamu belum tidur daritadi?” bisikku di keremangan malam saat itu

“Al..kamu ingat saat kita masih bersama-sama sewaktu sekolah dulu?”

“Iya Nggi, aku selalu mengingatmu..”
“Al..”

“Ya?”

“Semenjak itu aku tak pernah melihatmu. Al, Pernahkah kamu jatuh cinta?”

“Um..mungkin, tapi tak begitu penting di bahas Nggi.. kalau kamu Nggi?”

“Aku pernah Al, tapi memang malang nasibku, orang itu tak pernah sekalipun mengatakan mencintaiku, ah sudahlah”

Jantungku berdegup kencang tak tahu harus berkata-kata apalagi

Al..minggu kemarin orang tuaku mengabari kalau akan menjodohkanku, aku tahu usiaku sudah tidak terlalu remaja lagi untuk ukuran wanita siap nikah dan aku tak bisa menunggu tanpa kepastian apakah orang tadi akan mengungkapkan rasa cintanya padaku. Jadi nagaimana menurutmu Al?

Sumpah aku tak tahu harus berkata apa untuk menjawab pertanyaan Anggi malam itu.

(Playing : Tegan And Sara - Don't Confess, This Thing That Breaks My Heart)
Don't think I'll confess
Don't think I'll confess that I
Don't think I'll deny
Don't think I'll deny that I
Don't be so hard on yourself
You won't get better till you get worse
Yeah you send a little smile my way
And don't be so hard on yourself

Percuma menunggu hal yang tidak pasti Nggi, ambil lah kesempatan selagi ada di depan mata”

Hanya kata-kata itu yang keluar dari mulutku. Hatiku terasa kecut sekali mala itu, ingin rasanya menangis melihat keadaanku yang sangat bodoh telah melepas wanita yang dia cintai.

“Terima kasih Al, selamat tidur”
Tiba-tiba Anggi mencium bibirku saat itu...dan ya benar..malam itu aku tak bisa barang sekejap memejamkan kedua bola mataku...pikiranku linglung entah kemana...

(keesokannya)

“Oke, aku siap Al, antar aku ke stasiun ya...dan terimakasih buat hari yang menyenangkan bersamamu”

“Aku juga senang Nggi kamu ke sini”

“Nih buatmu” menyodorkan amplop kecil

“Apa nih Nggi?”

“Baca saja nanti, kalau keretaku sudah berangkat ya”

“Jangan bilang ini duit ya Nggi, aku ikhlas kok”
“Haha..bisa saa kamu Al, buka nanti saja ya..ayo berangkat!”

Aku memasukkan amplop surat kecil itu ke saku jaketku dan siap mengantar Anggi meski terasa berat sekali melepasnya.

Dan kereta pun siap berangkat setelah kami cukup lama bercakap-cakap. Anggi memelukku begitu erat sebelum masuk gerbong dan mencium pipiku. Aku melihat ia meneteskan air mata di kedua pipi cantiknya.

“Aku akan merindukanmu Al”

“Iya Nggi..aku juga, hati-hati ya dan semoga berbahagia”

“Selamat tinggal Al”

Anggi meninggalkanku, beberapa saat kemudian kereta pun berangkat. Aku pun tak sadar telah melinangkan air mata disudut bola mataku. Seketika aku teringat surat yang diberikan Anggi tadi lalu aku membukanya

“Ali..mengenai semalam tentang seseorang yang aku cintai...orang itu adalah laki-laki yang dulu menabrakku di depan pintu kelas SMA, pria yang kutungu-tunggu kata maaf-nya karena telah menabrakku. Sekarang pria itu sudah tumbuh dewasa dengan hati polos sama seperti dulu, pria yang hingga sekarang kutunggu-tunggu dia akan mengucapkan kata cintanya padaku. Tapi Al..terimaksaih atas jawabanmu, sekarang aku sudah mengerti dan semakin mantap akan pilihanku, aku akan mengambil kesempatan yang diberikan padaku supaya tidak selalu menunggu hal yang tidak pasti untukku. Aku akan selalu mencintaimu Ali, dan terimakasih atas semua yang kau berikan padaku...”

(Playing : Jason Reeves- Reaching)
girl, you are like summer rain
soft and warm and delicate
and i am a foolish boy
tryin' to catch every drop of you on my tongue..
but there's just too many
and i can't get enough..
you're inches from my fingertips
i've come as close as i can get
i'm reaching but the rest is up to you.
cause i don't ever wanna miss
being here with you like this
i'm trying but it's all that i can do.
i'm reaching but the rest is up to you..



Jakarta, Sunday January 17th, 2009. 22.43 pm
Inspired By True Story

0 Komentar:

 
Design Downloaded from Free Website Templates Download | Free Textures | Web Design Resources