Senin, 08 Oktober 2012

Sayembara Puteri Raja



 
Jadi suatu ketika datanglah suatu sayembara dari sebuah kerajaan yang kaya raya. Sang Raja ini sudah cukup umur untuk pensiun dari jabatannya, dia hanya memiliki seorang puteri yang cantik jelita. Namun sayang, tak seorang pria pun di kalangan kerajaan maupun dari rakyatnya sendiri yang berani meminang sang puteri. Bagaimana seorang bernyali meminang seorang puetri raja yang hartanya melimpah ruah tiada duanya? Punya apa dia hinga berani mengajukan diri menjadi calon menantu raja kaya itu?

Lalu berpikirlah sang Raja itu untuk mengadakan suatu sayembara, dikumpulkan seluruh rakyatnya di dekat danau disamping kerajaannya, semua pria muda, gagah hingga tua renta tapi masih lajang diperbolehkan mengikuti sayembara tersebut. Sang Raja naik disebuah podium yang tinggi, memandang seluruh penjuru tepi danau yang dirimbuni para pria-pria itu, ia lalu bertitah
“Hai rakyatku, seperti yang sudah kalian ketahui aku hanya memiliki seorang puteri dalam hidupku yang kini sudah cukup usia untuk menikah yang nantinya akan memberikanku cucu seorang pangeran yang akan memimpin negeri ini dengan bijaksana.
Namun hingga saat ini Tuhan belum menghendaki seorang calon pria gagah dan tampan datang hadir dikerajaanku untuk meminta puteriku menjadi pendamping hatinya. 
Oleh karenanya hari ini aku mengadakan sebuah sayembara, barang siapa diantara kalian berhasil menyebrangi danau itu dari ujung satu ke ujung tepian yang lain dengan selamat maka dia berhak mendapat imbalan dariku.
Dia yang belum beristri akan aku nikahkan dengan puteriku dan akan kuwariskan seluruh hartaku kepadanya, namun tak semudah itu. Lihatlah dengan cermat didanau itu...”
Semua lelaki itu memandang ke arah danau dan terkejut histeris...
“Lihatlah rakyatku disana ada puluhan buaya yang kelaparan yang akan merintangi jalan kalian, jadi kalian....”
Belum berhenti sang raja berkata, ternyata ada suara seorang menceburkan diri ke danau “Byuurrr..
Semua yang melihat lelaki itu kaget, berdecak kagum dan berteriak-teriak menyoraki “Woooww..
Si lelaki pemberani itu terus berenang, berenang tanpa lelah menuju ujung tepian danau yang lain.. Terus berenang menghindari gigitan buaya-buaya kelaparan itu, tak memperdulikan masih berapa jauh lagi jarak yang harus ia tempuh.

Semua rakyat makin semangat menyoraki kegigihan si lelaki itu “Ayooo.. Ayoooo...

Sang raja tak bisa berkata apa-apa melihat kejadian itu, ia beserta pengawalnya menuju ujung danau menunggu kedatangan si lelaki pemberani itu, berharap dia mampu melampaui rintangan buaya tadi dan menikahi puteriny

Wajah sang raja makin berbinar saat pria tadi mulai mendekati tepian danau dan berhasil menyeberanginya, rakyat pun berorak-sorai penuh kegembiraan dan kekaguman

Sang raja berkata “Oh pria yang pemberani,  kau telah berhasil melewati segala rintangan yang kuberi, kebulatan tekadmu telah berhasil mengalahkan segala ketakutanmu jadi katakanlah hai pria gagah.. sudikah kau menerima hadiah yang telah aku tawarkan sebelumnya?”

Si lelaki itu masih tersengal-sengal menahan nafas kelelahan “Tunggu raja.. tunggu...

Ia masih berusaha mengatur nafasnya, ”Saya.. saya.. tidak terlalu menginginkan imbalan hadiah yang raja tawarkan tadi... saya.. saya hanya ingin... sayan ingin tahu siapa yang telah tega mendorong saya hingga tercebur di danau tadi!!!

Sang raja bersama rakyat yang sebelumnya bersoraksorai tadi mendadak terdiam....sunyi...

....................
Hehe cukup seperti itu saja ceritanya, pingin tahu kenapa aku menulis crita tadi, ini sebenarnya cerita dari dosenku mata kuliah Pendidikan Agama... jadi ceritanya aku terlambat setengah jam mengikuti perkuliahan malam itu dikarenakan macet, apalagi Jakarta mulai diguyur hujan begini jalanan pun penuh kendaraan tak bergerak. Intinya dosen tadi menasehatiku begini

“Macet itu bukan alasan buat kalian terlambat di Jakarta.
Kalian sudah tahu macet adalah makanan sehari-hari di Jakarta jadi kalian juga harus pandai-pandai berpikir mengatur manjemen waktu, kapan kalain berangkat ke kampus, mempertimbangkan berapa waktu yang ditempuh di jalan, berapa waktu untuk terkena macet dan lain-lain sehingga kalian bisa datang ke kampus tepat waktu.
Sama halnya dengan cerita buaya dan laki-laki tadi, seseorang itu harus dipaksa untuk mencapai suatu tujuan mulia.
Jika kalian sudah takut akan rintangannya maka kalian akan gentar, jika kalian sudah menyerah akan kemacetan ya pasti kalian akan terlambat.
Oleh karenanya bagi yang terlambat tadi saya mohon untuk tidak mengulanginya lagi, paksakan diri kalian bahwa kalian bisa untuk tidak terlambat, kalahkan kemacetan itu dengan berangkat lebih awal, mengerti? Terima kasih”

Waaa... maluuu.. iya Bapak, maafkan saya.. saya akan berusaha tidak terlambat lagi :)

0 Komentar:

 
Design Downloaded from Free Website Templates Download | Free Textures | Web Design Resources